Redaksi menerima sumbangan tulisan seputar pertolongan pertama dan kepalangmerahan. Silakan dikirim ke ksrudinus@gmail.com Terima kasih

Selasa, 20 Oktober 2015

Serangan Jantung Pada Ibu Hamil

03.01

Serangan jantung bisa terjadi selama kehamilan. Dan sampai sekarang, tidak ada pernyataan yang komprehensif mendefinisikan masalah dan menguraikan banyak hal yang perlu diketahui wanita dan keluarga mereka, para pengamat, layanan medis darurat profesional, dan staf medis ruang gawat darurat jika hal yang sering mematikan ini terjadi.

The American Heart Association (AHA), Selasa (6/10) merilis rekomendasi komprehensif pertama menangani masalah rumit serangan jantung selama kehamilan itu. Pernyataan ilmiah tersebut diterbitkan dalam jurnal ilmiah Circulation [1].

Di Amerika Serikat, menurut sebuah studi, satu dari 12.000 wanita pernah mengalami serangan jantung saat hamil. Dan 17,8 kematian dari 100.000 kehamilan disebabkan olehnya. Meski demikian 6 dari 10 wanita yang mengalami serangan jantung saat hamil di rumah sakit dapat diselamatkan.

Pertolongan pertama pada serangan jantung ibu hamil

Ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk membantu ibu hamil yang masuk ke serangan jantung, menurut pernyataan itu. Yang pertama adalah untuk memanggil layanan daruat (hubungi 911 jika tersedia) dan memberitahu operator bahwa wanita serangan jantung hamil. Ini akan mengingatkan sistem medis darurat untuk mengambil langkah-langkah khusus seperti mengirim tambahan penyedia EMS dan mengambil pasien ke rumah sakit yang dapat melakukan operasi sesar darurat jika diperlukan.

Langkah berikutnya adalah untuk memulai resusitasi jantung paru (RJP), dengan kompresi dada dilakukan dengan cara yang sama seperti pada wanita yang tidak hamil, mendorong keras dan cepat di tengah dada pada tingkat minimal 100 kompresi per menit. RJP pada wanita hamil harus dilakukan dalam siklus 30 kompresi dan dua kali napas bantuan.

Penggunaan defibrillator eksternal otomatis (AED), jika tersedia, juga dimungkinkan. "Penolong tidak perlu takut mereka mungkin menyakiti bayi yang belum lahir," ujar Farida Mary Jeejeebhoy, Kardiolog pada University of Toronto and William Osler Health System di Brampton, Kanada.

"Kejutan dari defibrilator dan kompresi dada tidak akan membahayakan janin," katanya. "Janin akan cenderung tidak bertahan jika ibu tidak menerima langkah-langkah menyelamatkan nyawa."

Jika sadar, wanita hamil harus ditempatkan pada sisi kiri tubuhnya untuk meningkatkan aliran darah ke jantung dan oleh karena itu untuk janin.

Selain itu, wanita yang memiliki masalah kesehatan kronis atau penyakit yang mendasari harus diberi konseling tentang risiko kehamilan sebelum hamil. Mereka yang berisiko yang hamil harus menerima perawatan dari dokter spesialis penyakit dalam kebidanan. (sumber: voluntweeps)

Referensi :
[1] Cardiac Arrest in Pregnancy A Scientific Statement From the American Heart Association http://circ.ahajournals.org/content/early/2015/10/06/CIR.0000000000000300.full.pdf+html

[2] Statement is first to address cardiac arrest during pregnancy by American Heart Association http://blog.heart.org/statement-is-first-to-address-cardiac-arrest-during-pregnancy/

Written by

KSR Udinus adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Khusus di Lingkungan Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang berdiri pada bulan Januari 2002. Setelah vakum selama tiga tahu, kembali aktif sejak September 2011 sampai saat ini.

0 comments:

Posting Komentar

 

© 2015 KSR Udinus. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top