Redaksi menerima sumbangan tulisan seputar pertolongan pertama dan kepalangmerahan. Silakan dikirim ke ksrudinus@gmail.com Terima kasih
Bidai Portabel UGM Ini Bantu Atasi Korban Patah Tulang
YOGYAKARTA - Bidai
adalah salah satu alat pertolongan pertama yang dibutuhkan untuk pertolongan pada korban patah
tulang atau fraktur. Namun, ketersediaan alat ini pada perlengkapan pertolongan pertama masih
minim. Hal ini disebabkan bidai memiliki berukuran besar, berat dan kurang praktis
untuk dibawa. Kondisi tersebut melatarbelakangi tim mahasiswa Universitas Gajah Mada menciptakan
bidai yang bersifat portabel.
Tim mahasiswa UGM
itu terdiri dari Dionita Rani (Fakultas Kedokteran), Sheptian (Fakultas
Pertanian), dan Fuad (Fakultas Kehutanan). Bidai didesain sederhana sehingga
bisa dimasukkan ke dalam tas dan praktis dibawa kemana saja.
Dionita menyebutkan,
pengembangan bidai portabel bermula dari keluhan salah satu tenaga medis UGD RSUP Sardjito. Ia merasa kesulitaan saat memberikan pertolongan pertama pada korban
kecelakaan yang mengalami patah tulang karena tidak tersedia bidai yang
siap dipakai. Walapun ada, namun dengan ukuran yang besar dan berat tidak
memungkinkan untuk dibawa setiap saat.
“Berawal dari hal itu
kami tertantang untuk memberikan solusi dengan memodifikasi bidai dalam
bentuk lebih sederhana, bisa dimasukkan dalam tas dan mudah di bawa
kemana-mana,” terangnya.
Dionita menyampaikan,
bidai dibuat dari bahan kayu waru dengan lebar 5 cm dan tebal 1 cm.
Dikembangkan dalam sembilan variasi dengan panjang sesuai kebutuhan pengguna.
“Bidai ini mampu menahan beban hingga 125 kg dan dilengkapi dengan tali perekat
dan tas waterproof,” tuturnya.
Sheptian menambahkan,
mereka berencana memproduksi secara massal bidai portabel tersebut.
Mereka berharap, alat ini dapat mengurangi angka kecacatan permanen
korban patah tulang dalam kecelakaan. “Harapannya juga bisa memudahkan
pelayanan tenaga medis dalam upaya pemberian pertolongan pertama,” imbuhnya. (*)
KSR Udinus adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Khusus di Lingkungan Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang berdiri pada bulan Januari 2002. Setelah vakum selama tiga tahu, kembali aktif sejak September 2011 sampai saat ini.
0 comments:
Posting Komentar